Friday, 10 November 2023

Beyond The Books Chapter 4 : Jurnalis kok gitu sih? podcast bareng Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos. M.Pd. M.I.Kom., C.AC

Okeeeh gaes, lanjut lagi jadi pas kemarin podcast bareng bu Serepina Tiur Maida, S.Sos. M.Pd. M.I.Kom., C.AC kita sempet bahas juga nih kenapa sih jurnalis sekarang kok kaya nyerang banget gituh, dan malah ada beberapa chanel jurnalis yang dijadiin alat politik.


Spill dikit yah dibawah

Jurnalisme, pada intinya, adalah pencarian kebenaran dan upaya memberikan pandangan dunia yang tidak memihak. Namun, cita-cita jurnalisme yang sepenuhnya obyektif terkadang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan kebencian yang muncul dari penonton/pembaca atau dari narsum itu sendiri yang berhadapan langsung dengan jurnalis.

Jurnalis sering kali bergulat dengan perlunya menjaga objektivitas saat meliput berita yang menyentuh hati atau menyentuh subjek yang sensitif. Tindakan penyeimbangan ini terkadang dapat menimbulkan kritik, karena orang menafsirkannya sebagai kurangnya empati atau pemahaman.

Di dunia yang serba cepat saat ini, perlombaan untuk menyampaikan berita semakin intensif. Jurnalis berada di bawah tekanan besar untuk menjadi orang pertama yang melaporkan sebuah berita, yang kadang-kadang dapat menyebabkan kekhilafan dan, yang lebih parahnya adalah melakukan pelanggaran.

Jurnalis juga manusia jadi teringat lagu rock dulu kuburan band, dan sama seperti orang lain, mereka bisa saja melakukan kesalahan. Karena mereka terburu-buru menyampaikan pembaruan terkini, kesalahan mungkin saja terjadi, dan kesalahan ini dapat menyinggung atau merugikan pihak-pihak yang terlibat.

Karena terburu - buru, ini bisa membuat informasi terkini sering kali berarti bahwa gambaran lengkapnya tidak segera tersedia. Cerita yang tidak lengkap dapat menyebabkan kesalahpahaman dan ketersinggungan, terutama jika rincian penting belum terungkap.

Alasan lain mengapa jurnalis terlihat menyinggung adalah isu bias yang tersebar luas. Meskipun mereka telah berupaya semaksimal mungkin, bias dapat meresap ke dalam pemberitaan, sehingga secara tidak sengaja mengarah pada sudut pandang yang tidak tepat.

Jurnalis mungkin tidak selalu menyadari bias yang mereka miliki, yang secara tidak sengaja dapat memengaruhi pemberitaan mereka. Hal ini dapat dianggap menyinggung
jika menggambarkan kelompok atau isu tertentu secara negatif.

Di era digital, klik dan penayangan menghasilkan pendapatan dan kesuksesan bagi organisasi media. Tekanan ini terkadang dapat mengarah pada sensasionalisasi cerita, yang mungkin menyinggung pihak yang terlibat.

Sensasionalisme adalah praktik yang menekankan aspek mengejutkan atau emosional dari sebuah cerita untuk membangkitkan minat dan kegembiraan. Meskipun dapat meningkatkan jumlah penayangan, hal ini juga dapat menyinggung jika terlalu menyederhanakan masalah yang kompleks.

Penting untuk diketahui bahwa, terlepas dari alasan di balik pelanggaran jurnalistik, akuntabilitas adalah hal yang terpenting.

Ketika Anda merasa tersinggung oleh sebuah berita, penting untuk mencari ganti rugi. Jurnalis dan organisasi berita harus terbuka terhadap masukan dan bersedia memperbaiki kesalahan mereka.

Sebagai konsumen berita, kita juga dapat berperan dalam mendorong pemberitaan yang bertanggung jawab. Mendukung outlet berita yang memprioritaskan akurasi dan objektivitas dapat membantu mengubah industri ini menuju jurnalisme yang lebih etis.


Kesimpulannya, isu pelanggaran jurnalistik mempunyai banyak aspek, sering kali berasal dari upaya mencari objektivitas, terburu-buru dalam mencari berita terkini, bias yang tidak disadari, dan upaya untuk mendapatkan pembaca. Namun, penting untuk diingat bahwa jurnalis berupaya menjunjung tinggi prinsip kebenaran dan keakuratan, bahkan ketika terjadi kesalahan. Dengan membuka dialog dengan media dan menumbuhkan budaya akuntabilitas, kita dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa jurnalisme tetap menjadi sumber informasi yang tepercaya dan dapat diandalkan, serta bebas dari pelanggaran yang tidak perlu. yg mau nonton full podcast nya bisa di link ini yah gaes 





Komunikasi Organisasi 10 : Kampus Bukan Cuma Kuliah: Ada Dosen, Serikat, dan Cerita!

Halo teman-teman pembelajar komunikasi organisasi, Apa iya kampus itu cuma tempat belajar dan ujian? Padahal di balik aktivitas akademik, a...