Friday, 24 November 2023

Beyond the Books Chapter 5 : "Agenda Setting" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom

3 Purnama telah terlewat, siang malam berganti, dari Pandemi yang sudah berakhir, hingga genosida yang terjadi, dan kini PILPRES yang menanti.

Menariknya ada 1 kejadian yang sama diantara kejadian tersebut.

ada yang tau ga warga??

"AGENDA SETTING" 


nah ini nihhhh. apapun kasusnya pasti akan ada Agenda Setting dalam setiap pemberitaan


apa sih Agenda Setting? 

Mengutip dari PDF Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom, selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum dan Media Pers, Agenda Setting  adalah menciptakan public awareness (kesadaran masyarakat) dengan menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting untuk dilihat, didengar, dibaca, dan dipercaya di media massa.


Kata kunci nya meningkatkan Awareness, dengan menekankan isu agar dipercaya oleh khalayak penonton atau penerima informasi


Bisa ga sih di atur informasinya apa aja??

ya bisa namanya aja Agendda Setting, jadi memang isi berita, bagaimana berita tersebut disampaikan telah diatur agar dipercaya.


misalnya nih, dulu waktu awal pandemi ada salah satu kepala daerah yang menginformasikan lebih dulu dari pemerintah pusat namun setelah itu di tangkis oleh pemerintah pusat, malah ada yang mengatakan Indonesia kuat, Imun nya pada hebat, bisa dilawan dengan tiktok, berdoa saja cukup nyatanya?? Hingga Minggu, 07 Mei 2023, kematian karena Covid-19 per 1 juta penduduk akibat virus corona Covid-19 di Indonesia sebanyak 578 orang. Dengan jumlah tersebut, dari angka yang terbesar ke angka terkecil, Worldometer menempatkan Indonesia di urutan ke-25 di Asia. Urutan ini masih bertahan di posisi yang sama dalam sepekan terakhir.


dan pada saat pandemi apa yang pemerintah pusat lakukan??

kampanye dimana-mana pentingnya menggunakan masker, pentingnya vaksin, dan di kanal berita pun hampir setiap jam pasti ada berita tentang covid mulai dari terdeksi hingga penanganan bahkan angka kematian selalu tampil.


trus fungsinya apa sih?

setidaknya ada 3 nih kalau kita mengutip dari PDF Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom 

1. Agenda media melalui penonjolan isu-isu tertentu melalui berita. 

2. Agenda publik, yaitu opini atau sikap masyarakat terhadap suatu isu. 

3. Agenda kebijakan sebagai bentuk respon sikap pemerintah atas berkembangnya suatu isu. 


tapi ga cuma buat berita lohhh, kalau kalian punya usaha contoh nih skincare yang rame banget merk nya sekarang kalau kita bisa berhasil membuat agenda setting menjadi bahan pembicaraan publik pastinya angka penjualan naik nih, tapi perlu juga diiringi dengan kualitasnya yah, karena kalau penjualan naik tapi review dari pengguna jelek agenda setting yang kita sudah design malah bisa jadi menyerang kita balik karena kualitasnya yang ga bsia menyamai agenda setting yang udah dibuat.


Trus kalau kita mau buat Agenda Setting kira2 bisa ga sih yah? wahhh ini belum tentu nih gaes, ada faktor keberuntungan menjadi FYP dan viral dulu kalau mau buat, tapi kalau mau yang pasti bisa siapa sih?

Politikus, Seleb, PR atau humas profesional intinya memang tokoh itu sudah dikenal banyak orang dan pemberitaannya berulang biar nempel.


jadi kalau kita tetiba mau buat yaaaa siapa lah kita hanya warga biasa yang pakai LPG subsidi ga masuk itungan gaess.

Yaap segitu dulu hasil share hari ini yaah gaes jadi memang barusan banget dapet ilmu baru lagi dan yaaa yang kita temuin banget setiap hari tiap nonton berita pasti ada aja agenda setting.

See youu when i see you wargaaaa, salam hangat dari jakarta yang hujannya masih moody.



Sumber : Materi pembelajaran Hukum dan Media Pers sesi 9 "Agenda Setting" Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom

 

 

Friday, 10 November 2023

Beyond The Books Chapter 4 : Jurnalis kok gitu sih? podcast bareng Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos. M.Pd. M.I.Kom., C.AC

Okeeeh gaes, lanjut lagi jadi pas kemarin podcast bareng bu Serepina Tiur Maida, S.Sos. M.Pd. M.I.Kom., C.AC kita sempet bahas juga nih kenapa sih jurnalis sekarang kok kaya nyerang banget gituh, dan malah ada beberapa chanel jurnalis yang dijadiin alat politik.


Spill dikit yah dibawah

Jurnalisme, pada intinya, adalah pencarian kebenaran dan upaya memberikan pandangan dunia yang tidak memihak. Namun, cita-cita jurnalisme yang sepenuhnya obyektif terkadang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan kebencian yang muncul dari penonton/pembaca atau dari narsum itu sendiri yang berhadapan langsung dengan jurnalis.

Jurnalis sering kali bergulat dengan perlunya menjaga objektivitas saat meliput berita yang menyentuh hati atau menyentuh subjek yang sensitif. Tindakan penyeimbangan ini terkadang dapat menimbulkan kritik, karena orang menafsirkannya sebagai kurangnya empati atau pemahaman.

Di dunia yang serba cepat saat ini, perlombaan untuk menyampaikan berita semakin intensif. Jurnalis berada di bawah tekanan besar untuk menjadi orang pertama yang melaporkan sebuah berita, yang kadang-kadang dapat menyebabkan kekhilafan dan, yang lebih parahnya adalah melakukan pelanggaran.

Jurnalis juga manusia jadi teringat lagu rock dulu kuburan band, dan sama seperti orang lain, mereka bisa saja melakukan kesalahan. Karena mereka terburu-buru menyampaikan pembaruan terkini, kesalahan mungkin saja terjadi, dan kesalahan ini dapat menyinggung atau merugikan pihak-pihak yang terlibat.

Karena terburu - buru, ini bisa membuat informasi terkini sering kali berarti bahwa gambaran lengkapnya tidak segera tersedia. Cerita yang tidak lengkap dapat menyebabkan kesalahpahaman dan ketersinggungan, terutama jika rincian penting belum terungkap.

Alasan lain mengapa jurnalis terlihat menyinggung adalah isu bias yang tersebar luas. Meskipun mereka telah berupaya semaksimal mungkin, bias dapat meresap ke dalam pemberitaan, sehingga secara tidak sengaja mengarah pada sudut pandang yang tidak tepat.

Jurnalis mungkin tidak selalu menyadari bias yang mereka miliki, yang secara tidak sengaja dapat memengaruhi pemberitaan mereka. Hal ini dapat dianggap menyinggung
jika menggambarkan kelompok atau isu tertentu secara negatif.

Di era digital, klik dan penayangan menghasilkan pendapatan dan kesuksesan bagi organisasi media. Tekanan ini terkadang dapat mengarah pada sensasionalisasi cerita, yang mungkin menyinggung pihak yang terlibat.

Sensasionalisme adalah praktik yang menekankan aspek mengejutkan atau emosional dari sebuah cerita untuk membangkitkan minat dan kegembiraan. Meskipun dapat meningkatkan jumlah penayangan, hal ini juga dapat menyinggung jika terlalu menyederhanakan masalah yang kompleks.

Penting untuk diketahui bahwa, terlepas dari alasan di balik pelanggaran jurnalistik, akuntabilitas adalah hal yang terpenting.

Ketika Anda merasa tersinggung oleh sebuah berita, penting untuk mencari ganti rugi. Jurnalis dan organisasi berita harus terbuka terhadap masukan dan bersedia memperbaiki kesalahan mereka.

Sebagai konsumen berita, kita juga dapat berperan dalam mendorong pemberitaan yang bertanggung jawab. Mendukung outlet berita yang memprioritaskan akurasi dan objektivitas dapat membantu mengubah industri ini menuju jurnalisme yang lebih etis.


Kesimpulannya, isu pelanggaran jurnalistik mempunyai banyak aspek, sering kali berasal dari upaya mencari objektivitas, terburu-buru dalam mencari berita terkini, bias yang tidak disadari, dan upaya untuk mendapatkan pembaca. Namun, penting untuk diingat bahwa jurnalis berupaya menjunjung tinggi prinsip kebenaran dan keakuratan, bahkan ketika terjadi kesalahan. Dengan membuka dialog dengan media dan menumbuhkan budaya akuntabilitas, kita dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa jurnalisme tetap menjadi sumber informasi yang tepercaya dan dapat diandalkan, serta bebas dari pelanggaran yang tidak perlu. yg mau nonton full podcast nya bisa di link ini yah gaes 





Komunikasi Organisasi 10 : Kampus Bukan Cuma Kuliah: Ada Dosen, Serikat, dan Cerita!

Halo teman-teman pembelajar komunikasi organisasi, Apa iya kampus itu cuma tempat belajar dan ujian? Padahal di balik aktivitas akademik, a...